Rasulullah Muhammad SAW sebagai seorang Nabi juga merupakan seorang guru. Boleh dibilang, guru pertama umat Islam adalah Rasulullah Muhamamd SAW. Beliau dengan sungguh-sungguh mengajarkan ilmu kepada para sahabatnya. Beliau begitu piawai dalam menciptakan pembelajaran yang sinergis, serta membebaskan para sahabat dari kebodohan dan menganjurkan mereka untuk senantiasa melaksanakan tujuan-tujuan pendidikan tersebut dengan tegas dan konsisten. Beliau telah mengajarkan ilmu kepada para sahabatnya dengan suatu metode yang memudahkan para sahabat memahami apa yang diajarkannya.
Diantara berbagai metode itu, selain metode ceramah tentunya adalah metode demonstrasi. Rasulullah menggunakan isyarat melalui anggota tubuh beliau sebagai penguat atas hal yang beliau jelaskan. Diantara hadits-hadits Rasulullah yang menerangkan tentang metode pembelajaran beliau dengan menggunakan isyarat adalah:
Artinya: Imam al-Bukhori dan Imam Muslim (dengan redaksi hadis berasal dari Imam al-Bukhori) meriwayatkan dari Abu Musa al-Asy‘ariy r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “perumpamaan orang mukmin bagi mukmin lainnya adalah laksana suatu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan satu sama lain” (kemudian beliau menganyam jari-jari kedua tangannya sebagai isyarat atas penjelasannya).
Hadits berikutnya adalah:
Artinya: Imam al-Bukhori meriwayatkan dari Sahl bin Sa’d al-Sa’idiy r.a. dia berkata bahwa Rasulullah SAW telah bersabda; “Aku dan pemelihara (pengasuh) anak yatim akan berada di surga laksana dua (jari) ini (beliau memperlihatkan dua jari beliau, jari telunjuk dan jari tengah), dan antara keduanya saling melengkapi.”
Dari kedua hadits di atas, dapat dijelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah seorang guru yang memiliki metode tertentu dalam mengajarkan Islam kepada para sahabatnya. Beliau mendemonstrasikan sesuatu untuk lebih memudahkan para sahabat dalam menerima ilmu yang beliau ajarkan. Dalam hadits pertama yang menerangkan tentang perumpamaan orang mukmin, Rasulullah SAW menjelaskan bagaimana kekokohan suatu bangunan yang bagian satu sama lainnya saling melengkapi. Beliau mendemonstrasikan dengan menganyam jari-jari kedua tangan beliau dengan tujuan lebih mengena dalam pembelajaran.
Pada hadits selanjutnya (hadits yang menerangkan tentang kedekatan Rasulullah dengan orang yang memelihara anak yatim), Rasulullah SAW mendemonstrasikan juga dengan jari beliau. Beliau menerangkan kepada para sahabat bahwa kedudukan beliau dengan orang yang memelihara anak yatim di surga begitu dekat, seperti kedekatan antara jari tengah dan jari telunjuk. Kedekatan mereka keduanya tidak ada yang menghalangi.
Begitupun dengan pendidik di saat ini, untuk menguatkan atas apa yang ia jelaskan kepada peserta didik ia bisa meneladani Rasulullah SAW dalam menjelaskan suatu pelajaran dengan menggunakan isyarat. Dengan mendemonstrasikan sesuatu supaya peserta didik lebih memahami apa yang ia ajarkan. Juga agar peserta didik lebih memahami yang dijelaskan oleh pendidiknya dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan alasan karakter pengajaran Rasulullah SAW tersebut di atas, banyak orang ingin belajar kepadanya. Namun selain itu ada faktor lain yang membuat keberhasilan Rasulullah SAW dalam mengajar, yaitu metode ta’lim bi al-haal (mengajar dengan perbuatan). Beliau selalu melakukan suatu perbuatan pertama kali sebelum mengajarkannya. Dengan kata lain, beliau memberikan contoh keteladanan akhlak mulia dalam memberikan pelajaran kepada para muridnya.
Rasulullah SAW begitu patut untuk dijadikan suri tauladan dalam segala hal. Bahkan dalam hal menjadi seorang pendidikpun demikian. Metode-metode yang digunakan dalam mendidik murid-murid beliau begitu mengena. Hingga dengan waktu yang sangat singkat, Rasulullah SAW memiliki pengikut yang sangat banyak.
Sumber : ditpdpontren.com
0 komentar:
Posting Komentar